Perekonomian Terbuka 2
Teori Perdagangan Internasional dalam kelompok ekonomi
Teori Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional yang selama ini dilakukan oleh banyak orang tidaklah terlepas dari tokoh-tokoh yang mencetuskan adanya perdagangan internasional.
Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni teori klasik dan teori modern. Teori klasik yang banyak dikenal adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith, dan teori keunggulan relatif atau keunggulan komparatif dari J.S. Mill dan David Ricardo.
Teori modern diwakili oleh teori faktor proporsi dari Hecksher dan Ohlin. Berikut ini adalah paparan dari teori-teori tersebut.
1. Teori Klasik
a. Teori Keunggulan Absolut
Teori keunggulan absolut dari Adam Smith sering disebut sebagai teori murni perdagangan internasional. Mengapa?
Simak ilustrasi berikut!, Pikirkanlah ketika seorang petani akan mengerjakan sawahnya. Apakah ia harus membuat bajak terlebih dahulu? Berapa lama ia harus membuat bajak?
Bukankah ia harus memiliki peralatan untuk membuat bajak? Membajak sawah menjadi masalah rumit bagi petani jika ia harus melakukan segalanya sendiri.
Oleh karena itu, petani membutuhkan orang lain yang menjual bajak. Jadi, dikarenakan keterbatasannya, seorang petani hanya mampu memproduksi satu atau beberapa macam kebutuhannya sendiri, sedangkan untuk kebutuhan yang lain mereka membelinya dari orang lain.
Demikian halnya dengan negara. Adam Smith mengemukakan bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi produksi terhadap suatu jenis barang tertentu yang memiliki keunggulan absolut (absolute advantage) dan tidak memproduksi atau melakukan impor jenis barang lain yang tidak mempunyai keunggulan absolut (absolute disadvantage) terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis.
Keunggulan absolut dapat terjadi karena perbedaan keadaan, seperti letak geografis, iklim, kekayaan sumber daya alam, kualitas tenaga kerja, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), jumlah penduduk, modal, dan lain-lain.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai teori Adam Smith, perhatikan tabel berikut ini!
Belanda dan Indonesia memproduksi dua macam barang, yaitu kain
dan tv dengan tenaga kerja merupakan satu-satunya input untuk memproduksi kedua jenis barang tersebut.
Indonesia mampu memproduksi maksimum 90 yard kain per satu orang pekerja dalam setahun kalau semua
pekerja yang ada di dalam negeri dipekerjakan di industri tekstil.
Dan
mampu memproduksi maksimum 60 unit tv per satu orang pekerja dalam
setahun bila semua tenaga kerja digunakan untuk memproduksi tv.
Rasio
ini menunjukkan bahwa Indonesia lebih baik dalam memproduksi kain
daripada tv.
Belanda hanya mampu memproduksi sebanyak 50 yard kain dan
100 unit tv per satu orang pekerja dalam setahun.
Rasio ini menunjukkan
bahwa Belanda lebih baik dalam memproduksi tv daripada kain.
Harga jual tv di Indonesia lebih tinggi karena diproduksi lebih lama
sehingga memerlukan biaya produksi yang lebih tinggi daripada kain.
Sedangkan di Belanda, kain lebih mahal daripada tv karena biaya
produksi kain lebih besar daripada tv. Perbedaan harga ini merupakan
kondisi utama untuk terjadinya perdagangan internasional.
Bila harga
dari jenis barang yang sama tidak berbeda antar negara maka tidak ada
alasan untuk melakukan perdagangan internasional karena masing masing negara tidak akan menikmati manfaat dari perdagangan internasional.
Perbedaan rasio harga (biaya produksi)
tersebut menunjukkan bahwa Indonesia
memiliki keunggulan absolut atas Belanda
dalam memproduksi kain atau Indonesia
dapat memproduksi kain dengan lebih efisien
daripada Belanda.
Sedangkan Belanda
memiliki keunggulan absolut atas Indonesia
dalam memproduksi tv, atau Belanda dapat
memproduksi tv lebih efisien dibandingkan
Indonesia.
b. Teori Keunggulan Komparatif
Pada teori keunggulan absolut terdapat permasalahan bila antara
dua negara hanya satu negara saja yang mempunyai keunggulan absolut
atas semua barang.
Maka, perdagangan tidak akan terjadi karena bila
dilakukan hanya akan menguntungkan salah satu negara saja.
Munculnya teori keunggulan komparatif dari J.S. Mill dan David
Ricardo menyempurnakan teori keunggulan absolut.
Bagaimanakah pemikiran mereka?
J.S. Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri
pada ekspor barang tertentu bila negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif (keunggulan relatif) terbesar, dan akan mengkhususkan melakukan impor barang, bila negara tersebut memiliki kerugian komparatif
(kerugian relatif).
Atau dengan kata lain, suatu negara akan melakukan
ekspor barang, bila barang itu dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah,
dan akan melakukan impor barang, bila barang itu diproduksi sendiri akan
memerlukan biaya produksi yang lebih besar.
David Ricardo mempunyai pemikiran yang senada, yaitu perdagangan
internasional antara dua negara akan terjadi bila masing-masing memiliki
biaya relatif yang terkecil untuk jenis barang yang berbeda.
(108)
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar